Jalan kebenaran Ketauhidan

Selamat bergabung di Blog http://worldtauhid.blogspot.com,Semoga memudahkan kita untuk mencapai jalan menuju syurganya

Minggu, 27 Februari 2011

True Love

IKRAR CINTA

kami telah mengikrar janji
Tak akan pernah hianati ataupun
pergi dari cinta yang mengikat dan
mengusung di hati

kami tak akan pernah mengingkari janji ini
walaupun apapun yang terjadi
walaupun banyak rintangan dan goresan
karena ku bener-bener sayang ma kamu

kami tak akan memakan
apa yang telah aku muntahkan
aku yakin semua yang ku katakan
dari lubuk hati ni n bukan nafsu yang menguasai

aku sayang kamu
bukan untuk permainan atau pelampiasan
aku juga percaya akan cinta
yang pernah engkau ikrarkan

andai smua tak benar apa adanya
pasti juga ada balasan n karma
dari yang maha kuasa dan kami yakin Allah menyediakan yang terbaik











ARTI PACARAN
Sebenarnya menurut sobat "pacaran" itu apa sih? Ada banyak konsep tentang "pacaran"
di benak kita. Dalam forum diskusi pun hal ini masih menjadi perdebatan. "Pacaran"
ada yang diartikan sebagai hubungan yang dijalani ketika seorang pria dan seorang
wanita saling menyukai satu sama lain dan ingin menjajaki kemungkinan untuk
melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi, atau sebagai status yang
me"legal"kan mereka untuk merasa bebas saat terlihat selalu berdua dan saling
mengungkapkan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani sebagai kesempatan
untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami atau istri mereka di
kemudian hari.
Istilah "pacaran" sendiri memang hanya sekedar istilah, tapi yang penting adalah
 
apa motivasi dari dan apa yang dilakukan dalam fase hubungan itu.
Kalau mau jujur, pernah nggak sobat merasa lelah menjalani "pacaran" yang putus sambung, baik dengan orang yang sama atau dengan beberapa orang yang berbeda? Atau mungkin bosan menjalani "pacaran" yang hanya coba-coba, memulai hubungan spesial dengan harapan-harapan indah tentang masa depan dengan si dia, tapi ternyata di tengah jalan harus putus karena ketidakcocokan, atau karena konflik yang berkepanjangan, atau karena ternyata si dia baru ketahuan "belang"nya setelah "pacaran". Lalu apa yang anda perbuat selanjutnya? Ijinkan saya menceritakan satu kisah, dan dari kisah ini mungkin anda mendapat "modal awal" untuk mendefinisikan kembali arti dari "pacaran" yang ingin anda jalani.

 
 Aku dan pacarku  memulai semuanya dari hubungan hanya dengan pandangan sebgai teman biasa, bersama-sama dengan orang-orang lainnya. Kami terlibat dalam suatu komunitas yang sehat, yang memungkinkan kami untuk saling berinteraksi dan saling mengenal sudut pandang dan karakter masing-masing secara umum dalam kondisi yang wajar. Kemudian saya mungkin menyadari bahwa dia mulai menyukai saya tapi dia tidak terburu-buru melakukan pendekatan secara eksklusif, kami hanya mulai bercakap-cakap lebih banyak untuk mengenal stu sama lain, tapi masih dalam batas pertemanan atau persahabatan yang wajar. Tidak lupa, Waktu terus berjalan, kamipun mulai berinteraksi (baik secara berdua maupun dengan lingkungan pergaulan masing-masing),akhirnya kami menemukan bahwa ternyata  kami saling melengkapi dan kami akhirnya memutuskan untuk "pacaran", setelah saya  mengetahui prinsip hidup masing-masing, karakter, dan hal-hal esensi lain yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan apakah dia akan menjadi pasangan yang tepat yang ingin saya nikahi kelak.
 
Tentunya dalam kenyataan yang terjadi tidak sesederhana itu, karena memang kisah setiap orang berbeda-beda. Namun dengan konsep "pacaran" seperti itu, setidaknya kemungkinan untuk jadian-bubar atau putus-sambung bisa lebih diminimalisir, karena tujuannya bukan coba-coba, tapi masa "pacaran" dipandang sebagai masa untuk mengenal lebih dalam calon suami atau calon istri. Karena masa perkenalan dan juga pertimbangan untuk berkomitmen serius itu dilakukan sebelum "pacaran", maka dengan begitu keputusan yang diambil pun serius dan sudah dipertimbangkan cukup matang.
Berbeda dengan konsep asal suka sama suka dan kenal hanya "kulit luar"nya saja
lalu cepat-cepat memutuskan untuk "pacaran". Konsep yang terakhir inilah yang
sering digembar-gemborkan banyak sebagian dari kita , yang akhirnya juga membuat banyak dari kita terpengaruh. Kalau kita melihat ada seorang pria dan wanita yang sedang "dekat", kita langsung mengajukan pertanyaan menggoda, "Kapan nih jadiannya?" atau "Udah...jadian aja... tunggu apalagi sih?" Sehingga terkesan bahwa "pacaran" itu adalah sesuatu yang remeh, yang bisa diputuskan begitu saja kalau ternyata tidak sesuai dengan keinginan atau harapan sebelumnya. Bahkan parahnya, pernikahan sekarang ini juga banyak dipandang sama seperti "pacaran", terbukti dengan maraknya kasus perceraian di lingkungan kita ... Inikah jenis relationship yang sebenarnya kita inginkan?
Dalam hubungan khusus antara seorang pria dan wanita, tentunya ada perasaan yang terlibat, tepatnya hati kita ikut terlibat. Jika sebuah hubungan yang sudah
dijalin itu diputuskan, pasti ada sebagian hati kita yang terluka. Adalah tanggung
jawab kita sendiri untuk menjaga hati kita, karena hati kita memotivasi setiap langkah kita dalam berhubungan sehat.


























Tidak ada komentar: